Minggu, 28 Mei 2017

#Day4 Berkah hujan berkah

#Day4 BERKAH HUJAN BERKAH
"Sengaja datang ke Bogor, pengin rasain hujan jadi nambah dingin. Tapi kok dua hari ini gak hujan-hujan ya?"
Kasihan Kakak. Pas balik ke Jakarta tadi siang masih belum hujan. Alhamdulillah sejak ashar sampai detik ini hujan tengah pulang ke kotanya. Masya Allah... hawa sejuk, angin semilir, serasa melepas dahaga sebelum berbuka.
Pernah kubaca, bulan Ramadhan itu memang saat di mana cuaca sedang terik-teriknya. Meskipun bulannya bisa berganti di tiap bulan berdasarkan kalender Masehi, meskipun berdasarkan teori bulan tersebut sedang musim penghujan. Tetap saja ramadhan akan lebih panas. Tapi aku lupa di buku mana.
Terbayang, di Bogor yang gunung dan dingin saja sudah panas begini rasanya sebelum hujan. Bagaimana di Jakarta? Apalagi di Arab?
Di sinilah terasa sekali berkah hujan. Mendinginkan bumi yang gerah. Juga di sinilah terasa hujan berkah. Di bulan terbaik yang menyembunyikan sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ada banyak kesempatan menjadi baik. Kalau masih ada yang komentar "Sok suci/baik, Lo!" di bulan ramadhan ini, hmm... ketahuan banget sombongnya dia!
Lah memang saatnya berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) setelah 11 bulan berfokus pada dunia. Wajar banget di bulan ini banyak yang mau sedekah, mau tilawah, mau banyak shalat di masjid, dll.
Allahumma shayyiban nafi'an.
Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.
Semoga di lokasi kalian hujan segera datang menyambangi yaa, agar kita semua merasakan sejuknya... Aamiin
Meta morfillah

Sabtu, 27 Mei 2017

#Day3 Kumaha Allah wae lah!

#Day3 KUMAHA ALLAH WAE LAH!

Target nikah usia berapa?
Target punya anak kapan?
Target kuliah lagi kapan?

And many things "target"...

Aku tak pernah mematok target sih. Bahkan untuk ramadhan, mau khatam berapa kali, dll. Aku lebih sering berjanji ke diri sendiri harus lebih baik setiap harinya, setiap bulannya, setiap tahunnya, setiap dibandingkan dengan masa lalu. Ya plus minus sih.

Entahlah, aku yakin aja "Kumaha Allah wae lah!" tiap mau berbuat niat mardhotillah, laksanakan, kalau dipermudah berarti Allah ridha, kalau agak sulit berarti ada yang perlu diperbaiki atau Allah kurang ridha.

Ya mungkin jadi kontroversi, kesannya nyantai banget yaa menghadapi hidup. Tapi aku tetap kekeh yakin (Feeling introvertnya keluar) bahwa siapa sih yang lebih baik dalam mengurusi kebutuhan hambaNya selain penciptanya sendiri? Ya jadi semuanya balik ke Allah. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

Orang mau komentar segala macam, yowes. Aku mah tetap "Kumaha Allah wae lah!"

Meta morfillah

Jumat, 26 Mei 2017

#Day2 Apresiasi

APRESIASI

Saya pernah baca buku bahwa seringkali kita sibuk menghadiahkan sesuatu untuk bayi yang baru lahir namun kita lupa mengapresiasi sang bunda. Padahal bayi happy when his mother happy too. Juga seringkali kita menjenguk dan mengemukakan beragam komentar yang sesungguhnya tidak diperlukan bahkan bisa menyakiti hati sang ibu.

Jadi, saya ingin memulai apresiasi pada sahabat-sahabat saya yang telah menjadi ibu. Saat menjenguk, saya usahakan menahan mulut. Hanya memberi pujian tentang dirinya, betapa hebatnya perjuangan dia dan dia adalah ibu terhebat.

Tapi mengenai apresiasi berupa materi, jujur saya bingung harus kasih apa, karena belum punya pengalaman rasa tentang hal tersebut. Maka saya mulai survey. Tahukah rata-rata jawaban terbanyak?

Yang menjawab materi kebanyakan berupa MAKANAN, selebihnya ada yang bilang korset, baju, buku, voucher salon, perawatan diri, shopping, dll.

Yang mengejutkan adalah betapa banyaknya jawaban berupa intangible yakni waktu tidur, teman ngobrol, pujian, ditemani seharian untuk curhat, me time seperti jalan-jalan dan belanja.

Ternyata menjadi ibu itu memang butuh perhatian lebih besar. Dikasih apa aja ga nolak, tapi dia lebih suka kalau diperhatikan, dipuji bukan diceramahi. Apalagi saat bobotnya bertambah, kondisinya lagi kucel, gak secantik dulu, gak usah komentar. Insya Allah ada fase kembali normal lagi.

Aah... ibu... sepertinya aku masih harus banyak belajar memuliakanmu. Apresiasi terhadap dirimu seringkali hanya seadanya. Padahal dirimu selalu memberikan segalanya.

Meta morfillah

#Day1 Sosok

SOSOK

Alhamdulillah, kembali dipertemukan pada bulan Ramadhan. Niat #Nulisrandom2017 selama ramadhan. Kali ini saya sedang terinspirasi sekali dengan Bunda Khadijah, r.a.

Tiap tahun memang bergelut dengan fundraising sebuah acara besar di suatu komunitas. Lebih seringnya menjadi mediator donatur dengan sasaran donasi. Di saat itulah hati sering tergelitik ingin menjadi orang kaya, sehingga bisa membantu donasi beratus juta. Tanpa perlu membuat relawan "meminta-minta donasi".

Tapi, benarkah akan seperti itu? Kadang kita semakin kikir saat memberikan harta yang menurut kita susah payah kita upayakan. Terlebih jika dalam tiap harta benda itu ada history berarti. Memberikannya pada orang lain menjadi teramat sulit.

Di sinilah saya terkesan pada sosok Bunda Khadijah r.a. yang hingga menjelang kematiannya pun beliau berupaya tetap bermanfaat bagi dakwah Islam. Hingga beliau berwasiat jika tidak ada lagi yang bisa dipakai, maka juallah tulang belulangnya demi biaya dakwah Rasul. Totalitas. Seorang MusliMilyarDermawan hingga akhir hayat, yang menurut kita cukup memprihatinkan. Tapi bagi yang bervisi surga itu adalah kekayaan.

Ya Allah, buatlah hatiku sebagaimana hatinya. Condong pada kebaikan dan menjadikan dunia di genggaman, bukan dalam hati. Sungguh, sosok teladan yang amat jauh namun terus memacu diri untuk mendekatinya. Berkahilah, ampunkanlah, dan izinkan aku berkumpul dengannya di surga kelak ya Rabb...

Meta morfillah

Kamis, 25 Mei 2017

[Review buku] Cause celeb

Judul: Cause celeb
Penulis: Helen Fielding
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 480 hlm, 18 cm, cetakan pertama Januari 2005
ISBN: 979 22 1200 0

Alasan menjadi relawan:
a. misionaris?
b. prajurit bayaran?
c. orang aneh?
d. patah hati?

Rosie Richardson merasa dirinya perpaduan antara c/d saat memutuskan menjadi relawan di Afrika. Bermula dari kesal terhadap pacaranya, Oliver yang merupakan selebriti, Rosie memilih pergi ke Afrika, tepatnya Nambula.

Dia tidak pernah menyangka bahwa ia akan betah dan semakin tenggelam dalam dunia kerelawanan. Empat tahun sudah dia lewati di Nambula, yang berkali dilanda bencana kelaparan, peperangan dan wabah penyakit.

Namun tahun ini, semua bencana itu begitu besar dan menghabiskan seluruh persediaan makanan, obat, dan juga tenaga. Mengetuk PBB dan beragam LSM lain tidak mendatangkan hasil. Hanya janji kosong. Tercetuslah sebuah ide brilian yang bisa Rosie lakukan demi jutaan nyawa yang sedang di ujung tanduk. Sayangnya hal itu mengharuskan dia kembali ke London dan berhubungan lagi dengan Oliver, segenap selebriti, dan dunia hedonis yang telah lama ia tinggalkan. Akankah rencananya berhasil?

Membaca ini, seakan saya diingatkan lagi niat dan motivasi saya bergerak sebagai relawan di tiap komunitas yang saya ikuti. Rosie menggambarkan sosok naif namun nyata dalam cerita ini. Meskipun lagi-lagi konten dewasa tetap menjadi bumbu utama, namun deskripsi Afrika, artis, dan bagaimana NGO serta PBB bergerak cukup terwakili.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Aku mulai merasa kesepian, lalu mengingatkan diriku sendiri bahwa banyak hal yang lebih buruk daripada sekadar sendirian." (H.92)

"Hal yang paling membuat kita ingin menangis adalah ketika ada orang begitu manis terhadap kita." (H.281)

"Peristiwa yang begitu nyata dan menyedihkan bagi kita, bisa menjadi hiburan bagi orang lain. Itu salah satu cara mudah membuat kita tampil menarik, tapi juga murahan." (H.356)

Meta morfillah

Rabu, 24 Mei 2017

[Review buku] Auguste Dupin

Judul: Auguste dupin
Penulis: Edgar Allan Poe
Penerbit: Visimedia
Dimensi: x + 326 hlm, 130 x 200 mm, cetakan pertama desember 2012
ISBN: 979 065 142 2

Terdiri atas 5 kisah dengan 4 kisah tentang detektif dan 1 kisah tentang horor. Sayangnya, 3 kisah awal sudah saya baca dalam buku "The black cat" karya penulis yang sama. Dan 3 kisah itu yang dominan (Pembunuhan di rue morgue, misteri pembunuhan marie roget, dan kisah surat yang dicuri), 2 sisanya begitu cepat dilahap (kumbang emas, dan fakta-fakta dalam kasus M. Valdemar).

Tapi tetap kece sih, meski bahasanya agak ribet.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta morfillah

Sabtu, 20 Mei 2017

[Review buku] Ramalan kue pengantin

Judul: Ramalan kue pengantin
Penulis: Jennifer O'Connell
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 472 hlm, 18 cm, cetakan I februari 2007
ISBN: 978 979 22 2668 3

Dari sebuah pilihan kue pengantin, Laureen--pemilik butik kue paling top di Boston--mampi menebak masa depan hubungan pasangan tersebut. Saat ia melayani sahabatnya, Paige dan Steve bertengkar soal kue pengantin mereka, Laureen melihat masa depan mereka akan gagal.

Tak mau mengulangi kesalahan dahulu, saat ia diam saja melihat pilihan kue sahabatnya yang lain, Robin dan Mark, meskipun tahu bahwa hubungan keduanya akan gagal, kali ini Laureen memutuskan untuk memberitahu Paige. Ia tidak ingin melihat masa depan Paige hancur seperti Robin yang tak bisa move on setelah diceraikan Mark di tahun kedua pernikahan mereka.

Paige menerima saran Laureen, tapi hidupnya jadi menyedihkan. Laureen bertanya-tanya akan ramalannya sendiri, apakah keputusan memisahkan Paige dan Steve sudah tepat? Sementara dirinya sendiri tidak menemukan jawaban, antara memilih mantan pacarnya, Neil yang sama-sama menyukai kue pengantin pilihannya (menurut dirinya mereka berjodoh) ,atay Charlie, pacarnya yang sekarang yang menolak kue pengantin kesukaannya.

Huwoo, ternyata kue pengantin itu bisa dalam sekali maknanya ya dalam pernikahan orang luar sana. Kukira hanya sebagai pajangan saja atau sekadar pengenyang. Juga banyak isu yang diangkat dalam novel ini. Isu kaum feminis (Robin yang kecewa pada pria), LGBT (klien Laureen yang menikah sesama jenis), kemandirian wanita, kendali hubungan, persahabatan dan tentunya masalah move on.

Kuapresiasi 3 dari 5 bintang.

"Semua orang tahu bahwa hal terbaik datang kepada mereka yang menunggu." (H.42)

"Tidak semua bisa terjadi sesuai keinginan kita, dan itu tidak berarti kau harus menyalahkan seseorang karenanya dan memperpanjang penderitaan." (H.197)

"Kau akan menemukan apa yang kaucari begitu kau berhenti mencari. Selalu begitu, ya kan?" (H.292)

"Tidak ada yang bisa membuatmu menjadi korban kecuali kau membiarkannya." (H.374)

Meta morfillah